Didalam seni teater, anak-anak diharapkan dapat mengembangkan talentanya tidak terbatas hanya pada satu bidang seni saja, selain itu mereka juga dapat mengembangkan kepribadian untuk berani tampil di hadapan publik, membangun rasa percaya diri maupun mempertajam kepekaan sosial sejak dini yang akan berguna bagi diri mereka sendiri meski mereka pada akhirnya memutuskan untuk tidak mendalami kegiatan berkesenian, dan memilih profesi lain, namun didalam profesi lain tersebut mereka mempunyai dasar budaya yang kuat sehingga tidak mudah terjebak dalam kegamangan arus jaman yang cepat berubah. Pola pelatihan teater AN lebih menitik beratkan pada kreatifitas untuk menghasilkan bentuk-bentuk baru dari karya seni dan budaya yang seringkali terhenti akibat tidak sesuai lagi dengan jaman, tingkat kejenuhan penikmat seni dan perubahan budaya global dengan berkembangnya perangkat elektronik.
Penajaman kemampuan untuk menyampaikan pendapat dihadapan publik, mempresentasikan sesuatu tanpa membuat audiens mengantuk, kemampuan berbahasa dengan indah namun tegas, kelenturan dan keluwesan gerak tubuh dan banyak lagi nilai-nilai positif dari seni teater yang tidak terdapat dalam bidang-bidang seni lainnya dapat terbangkitkan dari dalam diri setiap orang apabila mereka mendalami seni teater dengan sungguh-sungguh.
Berbeda dengan seni peran atau pelatihan kepribadian yang mengajarkan agar seseorang berperan menjadi orang lain, bukan menjadi dirinya sendiri. Seni teater justru mengarahkan individu menjadi dirinya sendiri yang mampu bersinergi dengan orang lain dan lingkungannya karena selain belajar tentang seni peran, mereka juga harus belajar mengenali diri sendiri agar dapat menempatkan diri dalam menghayati suatu peran dan segera kembali menjadi diri mereka sendiri setelah pertunjukan usai.
Seorang sastrawan dapat menjadi demam panggung ketika mereka harus mempresentasikan karya sastranya. Seorang penari yang telah terbiasa berada di atas panggung hanya akan membuat audiens mengantuk ketika menjelaskan tariannya dengan suara yang sangat pelan, sebagaimana halnya penyanyi yang kehilangan suara ketika listrik padam.
Penguasaan panggung dengan volume suara yang tidak tergantung pada perangkat elektronik dan artikulasi kata yang tajam dan jelas selalu menjadi kunci utama talent teater untuk mengajak audiensnya menyimak dan larut dalam pementasan teater. Kemampuan ini dapat terwujud jika talent sering terlibat dalam pementasan-pementasan sebagai pematangan dari periode berlatih.
Teater AN adalah komunitas teater terbuka yang akan membuka peluang seluas-luasnya bagi para talent-talentnya untuk terlibat dalam berbagai pementasan sebagai sarana mengasah diri dan mengeksplorasi kemampuan berteaternya.
Teater AN juga membuka diri bagi perusahaan-perusahaan, instansi-instansi atau event organizer yang berminat menggelar pertunjukan atau penyelenggaraan hiburan dalam bentuk pementasan teater rakyat, performing art, pembacaan puisi, monolog atau bahkan sebagai presenter / master of ceremony (MC) yang dikemas dalam suatu konsep teatrikal. (DCB)