Pesan Singkat

Kamis, 13 Oktober 2011

Program Pelatihan Teater Anak Negeri

I. Pelatihan Dasar Teater
   Teater Anak Negeri mempunyai 3 program pelatihan teater sebagai berikut:

  1. Latihan Reguler Ekstrakurikuler adalah pelatihan yang dilakukan bekerjasama dengan sekolah formal dengan muatan materi peningkatan kapasitas individu (30 Sesi) dan kapasitas kolektif (30 Sesi). Perform/pementasan lebih dikuatkan dalam pementasan kelompok, jika kemudian mampu tampil secara individu, maka itu adalah bonus dari kerja kerasnya.
  2. Latihan Reguler XCTAN adalah pelatihan yang dilakukan dalam komunitas kecil sekurang-kurangnya 4 peserta + 1 L.O dengan muatan materi kapasitas individu (30 Sesi) dan kapasitas kolektif (30 Sesi), Perform/pementasan lebih dikuatkan dalam pementasan kelompok, jika kemudian mampu tampil secara individu, maka itu adalah bonus dari kerja kerasnya.
  3. Latihan intensif XCTAN adalah pelatihan intensif dengan muatan materi kapasitas individu (30 Sesi) dan kapasitas kolektif (10 Sesi) plus promosi khusus pada pementasan/casting individu. 

II. Pelatihan Teater Lanjutan I
Pelatihan Teater Lanjutan diberikan pada Anggota Original yang telah menyelesaikan pelatihan dasar teater 60 sesi, berupa pembekalan kapabilitas mentransfer pengetahuannya serta sebagai persiapan untuk dapat menjadi inti sel baru dari pelatihan Teater Anak Negeri. Selain pembekalan pelatihan mengajar teater, Anggota juga akan mempelajari peran-peran dibelakang panggung dalam suatu pertunjukan secara keseluruhan. Latihan lanjutan ini minimal diikuti dalam 90 sesi.


III. Pelatihan Teater Lanjutan II 
Anggota berlatih untuk mengembangkan kemampuan istimewanya yang tidak terbatas hanya pada kesenian saja dan mengkolaborasikannya menjadi suatu bentuk pertunjukan yang dapat diapresiasi publik secara umum (jumlah sesi yang diikuti dapat bervariasi sesuai kematangan personal).


IV. Pelatihan Teater Lanjutan III 
Pelatihan tahap 3 akan lebih menekankan pada sastra dan membuat karya tulis untuk melengkapi kemampuan verbal yang telah diolah pada pelatihan sebelumnya (jumlah sesi yang diikuti dapat bervariasi sesuai kematangan personal).


V. Final
Ini adalah tahap dimana anggota dapat berlatih mengambil peran-peran organisasi komunitas, terlibat dalam desain pelatihan dan pementasan, berbagi pengetahuan serta aplikasi dari berbagai hal yang telah mereka pelajari dan menjadi pembimbing Anggota Original Muda atau menjadi inti sel baru dari Teater Anak Negeri dan mematangkan diri (jumlah sesi yang diikuti dapat bervariasi sesuai kematangan personal).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Tersalur dalam Daya Cipta – menghadapi dorongan emosi

Tiga emosi pokok – rasa marah, rasa takut serta rasa senang – muncul dan berkembang sebagai sarana pelestarian diri. Meskipun emosi harus dikendalikan dengan sengaja, namun penekanan emosi secara tak sadar bisa berbahaya sehingga dapat meledak begitu saja dalam bentuk lain yang lebih menyakitkan, dan menimbulkan konflik kejiwaan atau kalau tidak, penyakit psikomatik. Membiarkan perasaan terungkap secara terbuka ikut memulihkan keseimbangan, karena menghilangkan ketegangan.

Seniman memiliki metode yang amat mengena untuk menguasai emosi: mengubah emosi menjadi seni. Contoh yang bagus adalah aktor, yang menggunakan emosinya sendiri guna menampilkan emosi tokoh yang diperankannya.

William Wordsworth, penyair Inggris abad ke-19, agaknya mengungkapkan pandangan setiap penulis ketika ia mendefinisikan puisi sebagai “luapan spontan perasaan yang kuat” yang bersumber pada “emosi yang diendapkan dalam ketenangan”. Pelukis Belanda Vincent Van Gogh, selagi menulis tentang kehidupan kreatif pelukis, bertanya: “Bukankah daya yang mendorong kita adalah emosi, ketulusan perasaan seseorang terhadap alam?”

Para Anak Negeri

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More
 
Theme © Copyright 2009-2015 Teater AN | Blogger XML Coded And redesigned by Aubmotion