dengan seni teater, individu dapat mengembangkan talentanya tidak terbatas hanya pada satu bidang seni saja, mengembangkan kepribadian untuk berani tampil di hadapan publik dan membangun rasa percaya diri maupun kepekaan sosial sejak dini.....
adalah komunitas teater terbuka tanpa batas umur minimal dan maksimal. Latihan dasar teater di lakukan dalam dua bagian, yakni latihan dasar yang diselenggarakan sebagai kegiatan eskul sekolah dan latihan dasar teater yang diselenggaran di sanggar. Latihan dasar teater di sanggar lebih di konsentrasikan untuk mempersiapkan talent dalam menghadapi pementasan-pementasan, memperluas jaringan komunikasi dengan para wartawan, penggiat kesenian, budayawan dan komunitas teater lainnya serta sebagai tempat terbuka bagi peminat teater dari masyarakat luas.
Para pengajar di teater AN adalah praktisi teater dari berbagai sanggar teater, lulusan fakultas teater dari berbagai perguruan tinggi dan praktisi kesenian lainnya yang dapat memberi warna-warni pada kemampuan berteater secara total karena penggiringan gaya/aliran dari tokoh tertentu tidak terjadi. Penekanan pemahaman seni teater lebih pada kebebasan bereksplorasi dan pengembangan kreatifitas. Kegiatan manajement sanggar, pementasan dan promosi talent dilakukan secara terpisah dan di kelola oleh A-Manajement yang mana pemisahan ini dimaksudkan untuk membentuk profesionalitas.
Pameran Photography yang diselenggarakan Bidik Photography di Institut Francais Indonesia (IFI) Bandung pada tanggal 25-29 Juni 2012 menjadi sangat teatrikal ketika acara pembukaannya dilakukan tidak dengan cara biasa. Para Anak Negeri yang menjadi burung-burung beredar diantara pengunjung dan menarik lembar demi lembar kain yang membungkus figura-figura photo.
Tubuh-tubuh mungil para Anak Negeri berseliweran diantara para tamu yang berdiri menyaksikan monolog Air, Burung dan Nenek Moyang, karya Iman Soleh dan Phelen Philip Baldini yang dibawakan Boni Avibus dan Teater Anak Negeri-nya. Naskah ini disutradarai oleh Semesta dan dikolaborasikan dengan kegiatan pembukaan pameran dengan sangat apik sehingga menjadi suatu rangkaian yang harmonis dan banyak memberikan kejutan bagi para tamu.
Gladi
behind the stage
Para Anak Negeri dan Bidik Photography
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.
Tersalur dalam Daya Cipta – menghadapi dorongan emosi
Tiga emosi pokok – rasa marah, rasa takut serta rasa senang – muncul dan berkembang sebagai sarana pelestarian diri. Meskipun emosi harus dikendalikan dengan sengaja, namun penekanan emosi secara tak sadar bisa berbahaya sehingga dapat meledak begitu saja dalam bentuk lain yang lebih menyakitkan, dan menimbulkan konflik kejiwaan atau kalau tidak, penyakit psikomatik. Membiarkan perasaan terungkap secara terbuka ikut memulihkan keseimbangan, karena menghilangkan ketegangan.
Seniman memiliki metode yang amat mengena untuk menguasai emosi: mengubah emosi menjadi seni. Contoh yang bagus adalah aktor, yang menggunakan emosinya sendiri guna menampilkan emosi tokoh yang diperankannya.
William Wordsworth, penyair Inggris abad ke-19, agaknya mengungkapkan pandangan setiap penulis ketika ia mendefinisikan puisi sebagai “luapan spontan perasaan yang kuat” yang bersumber pada “emosi yang diendapkan dalam ketenangan”. Pelukis Belanda Vincent Van Gogh, selagi menulis tentang kehidupan kreatif pelukis, bertanya: “Bukankah daya yang mendorong kita adalah emosi, ketulusan perasaan seseorang terhadap alam?”
I. Pelatihan Dasar Teater Teater Anak Negeri mempunyai 3 program pelatihan teater sebagai berikut: Latihan Reguler Ekstrakurikuler adal...
Total Pembaca Situs
Modul Latihan teater Anak Negeri
1)10 menit pertama: berdoa, lagu Daya Cipta, informasi latihan yang akan dilakukan
2)10 menit kedua: Pemanasan, peregangan, pernapasan dan penguatan artikulasi
3)Latihan(60 menit): Reading (diksi, intonasi, dll) / Gestur (koreographi, sikap, dll) / Blocking (kesadaran: panggung, peran, dll) / Penggalian Ide dari Naskah (imajinasi & improvisasi)/ Vocal & Music (harmoni, bernyanyi, Puisi, dll) / Artistik (melukis, dekorasi, pengenalan ruang, dll) / Camera & Lighting (pengenalan cahaya alam dan lampu di stage atau studio, pengenalan istilah perfilman, dll) / Pemeranan (pengenalan karakter, kecenderungan, dll)
4)10 menit ketiga: lagu Daya Cipta, penjelasan latihan yang dilakukan, berdoa
5)Bebas (bisa juga dilakukan sebelum latihan): diskusi, koreksi, informasi dari admin dll.
Peranan Otak
Para ilmuwan telah berusaha memetakan otak dan menentukan kelompok-kelompok sel saraf serta menetukan tugasnya masing-masing. Dari situ diperloleh keterangan tentang ciri-ciri yang khas yang penting dan menakjubkan dalam organ tersebut. Seperti halnya organ tubuh lainnya, otak terbentuk dari unsur yang berpasang-pasangan. Sebagaimana ada dua paru-paru, dua kaki dan tangan, otak kecilpun ada dua, dan belahan otak besar ada dua. Dari segi perilaku, otak dan tubuh bersama-sama dapat dianggap terbelah dibagian tengah dari atas ke bawah, dan separuh otak berhubungan dengan separuh tubuh. Tetapi entah karena apa, semua saraf tubuh menyilang di sumsum tulang belakang, baik saraf yang menuju otak maupun yang berasal dari sana. Akibat penyilangan itu ialah bahwa masing-masing otak menguasai sisi tubuh yang berlawanan. Pada kebanyakan orang (tidak kidal - 97 dari 100 orang) pengendali fungsi menulis biasanya adalah otak belahan kiri sebagaimana pemetaan berikut:
Otak kiri: membaca dan menulis, logis, kemampuan berkata-kata dan kuat dalam logika (matematika dan ilmu yang menuntut pemrosesan secara runtut), analitis. Otak kanan: keterampilan ruang, intituitif, kemampuan dibidang musik dan seni.
Setiap gerakan sadar, bermula dari korteks motorik. Korteks motorik bekerjasama dengan korteks indra memberikan informasi penting mengenai letak serta kegiatan berbagai bagian tubuh. Koordinator utama semua kegiatan ini adalah otak kecil, yang memperhalus gerakan-gerakan tubuh sehingga dapat bekerja sama.
Berbagai eksperiment telah dilakukan oleh para ahli yang mana juga mempelajari pengaruh lingkungan terhadap otak dan kemudian dapat disimpulkan bahwa betapa pentingnya memperkaya pengalaman manusia pada waktu masih sangat muda – bermain dengan mainan, bertemu dengan banyak orang, membaca buku, mendengar musik – meninggalkan bekas pada otak. Kalaupun pengalaman itu memang diingat (dan jarang sekali terjadi pengalaman itu terlupa sama sekali atau tidak dapat diingat kembali) maka terjadilah perubahan nyata dalam susunan fisik otak. Boleh jadi perubahan itu berupa dihasilkannya zat kimia tertentu – “molekul ingatan”- atau, yang lebih mungkin, terbentuknya pola khusus dalam tata hubungan rumit antara sel-sel otak. ------sources: Pustaka Time-Life.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.