Pesan Singkat

Jumat, 20 Mei 2011

Body Weather

berlatih konsentrasi

berlatih kepekaan

Sharoon, mengarahkan

bergantian,  mempelajari kelenturan
Kesempatan untuk terlibat di Workshop Body Weather, membuat Boni Avibus sebagai satu-satunya wakil Teater Anak Negeri, juga menjadi peserta termuda.

Suasana yang terbangun dari kegiatan ini sebenarnya sangat sesuai dengan anak-anak karena penuh dengan permainan-permainan untuk membentuk kemampuan merespon secara refleks berbagai aktifitas gerak dan suara.

Setiap peserta workshop dituntut untuk menajamkan konsentrasinya agar dapat merespon aktifitas peserta lainnya. Selain konsentrasi, para peserta juga berlatih mengembangkan imajinasinya untuk mendapatkan gerak-gerak teatrikal yang indah, yang terbangun dari kekompakan dan ketajaman respon. Workshop menarik ini diajarkan oleh Sharoon Joosen, mahasiswi Hogeschool voor de Kunsten Utrecht (Utrecht School of Arts, Belanda) dengan berbahasa Inggris dibantu Ka Tia dari Main Teater sebagai penterjemaahnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Tersalur dalam Daya Cipta – menghadapi dorongan emosi

Tiga emosi pokok – rasa marah, rasa takut serta rasa senang – muncul dan berkembang sebagai sarana pelestarian diri. Meskipun emosi harus dikendalikan dengan sengaja, namun penekanan emosi secara tak sadar bisa berbahaya sehingga dapat meledak begitu saja dalam bentuk lain yang lebih menyakitkan, dan menimbulkan konflik kejiwaan atau kalau tidak, penyakit psikomatik. Membiarkan perasaan terungkap secara terbuka ikut memulihkan keseimbangan, karena menghilangkan ketegangan.

Seniman memiliki metode yang amat mengena untuk menguasai emosi: mengubah emosi menjadi seni. Contoh yang bagus adalah aktor, yang menggunakan emosinya sendiri guna menampilkan emosi tokoh yang diperankannya.

William Wordsworth, penyair Inggris abad ke-19, agaknya mengungkapkan pandangan setiap penulis ketika ia mendefinisikan puisi sebagai “luapan spontan perasaan yang kuat” yang bersumber pada “emosi yang diendapkan dalam ketenangan”. Pelukis Belanda Vincent Van Gogh, selagi menulis tentang kehidupan kreatif pelukis, bertanya: “Bukankah daya yang mendorong kita adalah emosi, ketulusan perasaan seseorang terhadap alam?”

Para Anak Negeri

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More
 
Theme © Copyright 2009-2015 Teater AN | Blogger XML Coded And redesigned by Aubmotion